Palembang merupakan ibukota provinsi Sumatera Selatan selain itu merupakan kota terbesar kedua dipulau Sumatera, dahulu memang Palembang terkenal dengan kerajaan Sriwijaya. Kota pempek ini juga memiliki potensi pariwisata yang tidak kalah dengan daerah lain. Tempat wisata di Palembang salah satunya Jembatan Ampera, yang terletak di tengah-tengah kota Palembang, oke berikut ulasan mengenai tempat wisata di palembang jembatan ampera.
Sejarah
Sebetulnya sejak zaman Gemeente pada tahun 1906, pada saat jabatan Walikota Palembang dijabat oleh Le cocq de ville pada tahun 1924 muncul kembali gagasan untuk menyatukan dua daratan dikota Palembang "Seberang Ulu dan Seberang IIir", sudah banyak usaha yang sudah diusahajan untuk merealisasikan. Namun belum juga terealisasi, hingga Belanda hengkang dari Indonesia proyek itu cuman hanya wacana saja.Pada masa kemerdekaan muncul kembali wacana tersebut hingga DPRD kota Palembang mengusulkan pembangunan jembatan tersebut, disebut Jembatan Musi merujuk kepada sungai musi yang dilintasinya.
Usaha yang dilakukan Pemprov Sumsel dan kota Palembang dan didukung penuh oleh Kodam IV/Sriwijaya yang kemudian membuahkan hasil. Kemudian Bung Karno menyetujui pembangunan jembatan tersebut, pembangunan jembatan dimulai pada bulan April 1962, untuk biaya sendiri diambil dari dana rampasan perang Jepang.
Peresmian jembatan dilakukan pada tahun 1965, sekaligus mengukuhkan nama Bung Karno, sebagai nama jembatan ini tetapi usulan tersebut tidak disetujui oleh pemerintah dan masyarakat.
Keistimewaan
Pada awalnya, bagian tengah jembatan ampera bisa diangkat dimaksudkan agar tiang kapal yang melintas dibawah jembatan ampera tidak tersangkut dibagian badan jembatan. Bagian tengah dapat diangkat dengan peralatan yang mekanis, diperlukan waktu 30 menit untuk mengangkat bagian tengah jembatan. Namun sejak tahun 1970 aktivitas naik turun bagian tengah jembatan sudah tidak dilakukan lagi dikarenakan dapat mengganggu arus lalu lintas.
Sekitar 50 meter dari Jembatan Ampera, terdapat sebuah pasar yang biasa disebut masyarakat dengan nama pasar 16, yang merupakan pusat souvenir dan makanan khas Palembang sehinnga pengunjung dapat dengan mudah membeli oleh-oleh dan menikmati makanan khas Palembang.
Baca juga makanan khas Palembang.
Sebetulnya sejak zaman Gemeente pada tahun 1906, pada saat jabatan Walikota Palembang dijabat oleh Le cocq de ville pada tahun 1924 muncul kembali gagasan untuk menyatukan dua daratan dikota Palembang "Seberang Ulu dan Seberang IIir", sudah banyak usaha yang sudah diusahajan untuk merealisasikan. Namun belum juga terealisasi, hingga Belanda hengkang dari Indonesia proyek itu cuman hanya wacana saja.Pada masa kemerdekaan muncul kembali wacana tersebut hingga DPRD kota Palembang mengusulkan pembangunan jembatan tersebut, disebut Jembatan Musi merujuk kepada sungai musi yang dilintasinya.
Usaha yang dilakukan Pemprov Sumsel dan kota Palembang dan didukung penuh oleh Kodam IV/Sriwijaya yang kemudian membuahkan hasil. Kemudian Bung Karno menyetujui pembangunan jembatan tersebut, pembangunan jembatan dimulai pada bulan April 1962, untuk biaya sendiri diambil dari dana rampasan perang Jepang.
Peresmian jembatan dilakukan pada tahun 1965, sekaligus mengukuhkan nama Bung Karno, sebagai nama jembatan ini tetapi usulan tersebut tidak disetujui oleh pemerintah dan masyarakat.
Keistimewaan
Pada awalnya, bagian tengah jembatan ampera bisa diangkat dimaksudkan agar tiang kapal yang melintas dibawah jembatan ampera tidak tersangkut dibagian badan jembatan. Bagian tengah dapat diangkat dengan peralatan yang mekanis, diperlukan waktu 30 menit untuk mengangkat bagian tengah jembatan. Namun sejak tahun 1970 aktivitas naik turun bagian tengah jembatan sudah tidak dilakukan lagi dikarenakan dapat mengganggu arus lalu lintas.
Sekitar 50 meter dari Jembatan Ampera, terdapat sebuah pasar yang biasa disebut masyarakat dengan nama pasar 16, yang merupakan pusat souvenir dan makanan khas Palembang sehinnga pengunjung dapat dengan mudah membeli oleh-oleh dan menikmati makanan khas Palembang.
Baca juga makanan khas Palembang.
0 komentar:
Posting Komentar